Rabu, 07 Maret 2012

Exposure

exposure trianggle

       Untuk memasuki tahapan Mode Manual,Anda harus mengerti satu hal: eksposur (berasal dari kata exposure yang berarti bukaan atau pencahayaan). Dalam  fotografi,   eksposur inilah yang menentukan bagus tidaknya sebuah foto; apakah pencahayaan pas atau tidak. Eksposur berdiri atas tiga elemen yang saling terkait dan saling mempengaruhi. Ketiganya sering disebut sebagai Segitiga Pencahayaan.
  • ISO , tingkat sensitivitas sensor kamera terhadap  cahaya.
  • Aperture atau Diafragma , besar bukaan lensa yang menentuka jumlah masuknya cahaya ke  sensor.
  • Shutter Speed atau Kecepatan Rana , durasi waktu terbukanya lubang rana.


       Perubahan nilai di salah satu elemen tersebut tentu akan mempengaruhi yang lain.  Ini artinya, saat mengatur salah satu elemen secara manual, Anda juga harus memikirkan perubahan kedua elemen yang lainnya yang pastinya akan mempengaruhi hasil jepretan.
        Masih bingung? Begini saja.  Banyangkan kamera Anda adalah sebuah kamar. Jendela  di kamar bisa diibaratkan sebagai shutter atau rana. Diafragma adalah ukuran dari jendela kamar tersebut. Kecepatan rana bisa diibaratkan durasi waktu dari terbukanya jendela. Terang gelapnya jendela tersebut bisa tergantung dari beberapa lama Anda membuka jendela kamar tersebut atau ukuran dari jendela tersebut. Jika Anda membuka jendela tersebut lebar-lebar, maka akan terang dengan lebih cepat. Jika tak ingin membukanya lebar-lebar, cukup dengan membuka jendela dengan bukaan cukup namun dengan waktu lebih lama.
        Bagaimana dengan ISO atau sensitivitas? Ini diibaratkan Anda berada  dalam kamar  tersebut dengan menggunakan kacamata hitam berlapis. Jika Anda membuka lapisan pertama kacamata tersebut, maka mata Anda akan menjadi lebih sensitif dan ruangan terlihat lebih terang. Bila sekarang digabungkan dan Anda menginginkan kamar terlihat terang, ada tiga hal yang bisa Anda lakukan di kamar tersebut: membuka  jendela lebih lama (menurunkan kecepatan rana); memlebarkan bukaan daun jendela (meningkatkan bukaan diafragma); atau melepas kacamata hitam Anda (meningkatkan angka ISO).

exposure-triangle

       Untuk memahami segitiga eksposure Anda memerlukan banyak latihan untuk mendapatkan “feeling”-nya. Bahkan fotografer yang sudah mempunyai jam terbang tinggipun masih melakukan “tweaking” setting mereka pada saat memfoto. Yang harus diingat bahwa melakukan perubahan pada tiap elemen segitiga eksposure tidak hanya akan mempengaruhi eksposure dari suatu gambar tetapi juga mempengaruhi hal yang lain seperti yang terlihat dalam gambar segitiga eksposure diatas.
  • ISO akan mempengaruhi noise suatu gambar, semakin tinggi ISO semakin banyak noise yang akan ditimbulkan.
  • Shutter Speed mempengaruhi blur atau tidaknya suatu foto, semakin rendah shutter speed semakin besar kemungkinan gambar akan shaky (blur/goyang).
  • Aperture akan mempengaruhi DoF (Depth of Field), semakin besar aperture semakin kecil/tipis DoF.

Memanfaatkan Exposure Compensation (EV)

       Mengelola eksposur secara manual memang perlu pembiasaan dan proses. Namun, jika tidak mau repot, Anda dapat menggunakan fasilitas Eksposure Compensation  (atau disingkat EV) yang umunya telah disediakan di semua kamera saku. Fasilitas ini ditunjukan dengan tombol berikon -/+ (minus dan plus). Fungsinya adalah untuk mengelola pencahayaan secara lebih instan, sehingga Anda tak perlu menglola diafragma dan kecepatan rana secara satu per satu. Cukup dengan mengontrol tombol ini, pencahayaan bisa diperterang atau dipergelap sacara singkat.
       Tombol Exposure Compensation akan memunculkan slider exposure ketika ditekan. Selanjutnya, Anda tinggal mangarahkan slider ke arah angka positif untuk memperterang objek, dan ke arah minus jika  ingin menggelapkannya. Meski instan, Exposure Compensation tetap memiliki dampak pada pengontrolan kamera. Misalnya, Anda memotret objek pada kondisi cahaya yang kurang terang. Ketika mengeset ISO pada 200, lalu mengatur Exposure Compensation ke angka +2, maka kamera akan mengeset secara otomatis ke nilai diafragma terkecil (bukaan lebar) dan mengatur kecepatan rana ke rendah. Kecepatan rana rendah Anda harus menjaga agar kamera tidak goyah sehingga hasil pemotretan tidak buram. Menggunakan tripod akan  membantu kamera menjadi lebih kokoh. Oh ya, Exposure Compensation dapat digunakan pada mode pemotretan apa pun.

ev-positif
ev-negatif
























Mengatur Eksposure Manual

       Sebelumnya bagaimana tampilan objek  yang diinginkan:
  1. Menentukan Fokus. Hidupkan kamera dan arahkan pada fokus  gambar. Ingat, fokus otomatis (AF) hanya bisa mencari dan mengunci fokus pada area dengan cahaya dan kekontrasan cukup (tidak datar).
  2. Atur Kecepatan. Sambil tetap membidikk, atur kecepatan rana.  Kecepatan ini tergantung dari  foto  seperti  apa yang diinginkan, beku atau blur. Lihat perubahannya pada viewfinder atau panel LCD. Jika lebih kecil dari 1/16 detik (misal 1/50, 1120, 1" dan seterusnya), gunakan tripod.
  3. Atur Diafragma. Tentukan pula besarnya diafragmaatau bukaan lensa. Pemilihan diafragma ini menentukan ruang ketajaman.
  4. Perhatikan Exposure. Diafragma dan kecapatan rana adalah komponen untuk menentukan kecepatan cahaya, yang bisa Anda ukur dengan melihat garis-garis bertanda - 0 + pada viewfinder atau panel LCD. Untuk mendapatkan pencahayaan yang pas, usahakan untuk menepatkan titik eksposur pada angka 0. Mengarahkan ke + (plus) berarti lebih terang (over-exposure), menuju tanda - (minus) berarti menambah gelap (under-exposure).
  5. Ubah ISO.  Jika kombinasi kecepatan dan diafragma tak menghasikan kompensasi cahaya netral (nol), siasati dengan mengatur ISO. jika eksposur masih  kurang (under), naikkan nilai ISO. Ingat, memperbesar angka ISO beresiko terhadap meningkatnya jumlah noise.